1

Benda Sejarah

Dikirim Dede Sulaeman



Benda Sejarah dan Kepurbakalaan di Kabupaten Garut sebenarnya belum tercatat semua. Hal ini dikarenakan belum adanya tenaga ahli yang mampu meneliti dan mengungkapkannya secara utuh, selain keterbatasan temuan bukti sejarah penunjang yang tersedia. Dalam aspek pelestarian peninggalan sejarah dan purbakala,, Garut cukup potensial. Pada aspek ini perlu dikembangkan pemanfaatannya baik untuk objek kajian ilmiah maupun untuk menunjang objek kepariwisataan. Karenanya, pembinaan dan pengembangan terhadap peninggalan sejarah dan purbakala perlu ditingkatkan.

Selain benda-benda sejarah berupa candi Cangkuang, situs budaya makam-makam kuno, dan benda-benda di lingkungan situs cagar budaya seperti situs Kabuyutan Ciburuy, yang selengkapnya dipaparkan dalam halaman “Objek Wisata”, masih terdapat benda-benda sejarah lain yang perlu diketahui masyarakt luas seperti Naskah Kuno dan Temuan Benda Purbakala.

Naskah Kuno

Naskah Kuno Kabuyutan Ciburuy

Naskah kuno menurut UU RI no.5 tahun 1992 adalah hasil karangan berupa tulisan tangan atau ketikan yang berusia lebih dari 50 tahun. Dari definisi ini, tentu saja potensi naskah kuno di Kabupaten Garut cukup banyak. Namun yang menjadi masalah masih banyak naskah kuno yang menjadi “barang pusaka” masyarakat hanya disimpan dan tidak dibaca. Secara umum kandungan tulisan naskah kuno yang ditemukan berisi ajaran agama, bahasa, hukum adat, mitologi, paririmbon, kemasyarakatan, sastra, sejarah, kesenian, dan pengetahuan lainnya.

Salah satu naskah kuno tertua di Kabupaten Garut adalah naskah yang terdapat di situs Kabuyutan Ciburuy. Ditulis pada abad ke-15, menggunakan benda tajam pada daun lontar dan nipah menggunakan bahasa dan huruf Sunda Kuno. Naskah ini dinamakan “Amanat Galunggung”, berisi nasihat mengenai etika dan budi pekerti Sunda lama, yang disampaikan Rakeyan Darmasiksa, Penguasa Galunggung, kepada puteranya Ragasuci (Sang Lumahing Taman). Selain naskah ini, banyak pula naskah lain yang disusun sejak sekitar abad ke-18 menggunakan huruf pegon (Arab), Jawa-Cirebon, dan Jawa-Sunda. Di bawah ini merupakan daftar naskah kuno di kabupaten Garut.

No
Judul
Lokasi
Huruf
Bahasa
Tebal (Hlm)
1
Ahmad Muhamad
Muh. Abas Ardisoma, Ds. Karangsari, Leuwigoong
Arab
Sunda
370
2
Babad Godog
Encon, Desa Cangkuang, Kec. Leles
Arab
Sunda
71
3
Babad Sejarah Sukapura
R. Soelaeman Anggapraja, Jln. Ciledug 225, Garut
Latin
Sunda
23
4
Danumaya
Darta, Ds. Mekarluyu, Kec. Sukawening
Arab
Sunda
62
5
Galonggong
Aja, Ds. Cibatek, Kec. Banyuresmi
Arab
Sunda
35
6
Ganda Sudarma
Darta, Ds. Mekarluyu, Kec. Sukawening
Arab
Sunda
80
7
Maduningrat
Dita, Ds. Simpen, Kec. Limbangan
Arab
Sunda
116
8
Prabu Kian Santang Aji
Atmadimadja, Ds. Cinunuk, Kec. Wanaraja
Arab
Sunda
49
9
Purnama Alam
Ny. Ayum, Ds. Simpen, Kec. Limbangan
Arab
Sunda
121
10
Rengganis
Ny. Ayum, Ds. Simpen, Kec. Limbangan
Arab
Sunda
97
11
Said Saman
Asep Dadang Bahrudin, Ds. Neglasari, Kec. Limbangan
Arab
Sunda
270
12
Sejarah Batuwangi
R. Soelaeman Anggapraja, Jln. Ciledug 225, Garut
Arab
Sunda
32
13
Silisilah Turunan Timbanganten
Toha, Ds. Cikedokan, Kec. Bayongbong
Arab
Jawa-Cirebon
32
14
Sejarah Limbangan
R. Soelaeman Anggapraja, Jln. Ciledug 225, Garut
Latin
Sunda
16
15
Walangsungsang
Imas Darwati, Ds. Cinunuk, Wanaraja
Arab
Sunda
266

Benda Arkeologis
Beberapa hasil temuan penelitian arkeologi pada tahun 1994 di Kabupaten Garut oleh Tim Balai Arkeologi (Balar) Bandung diantaranya sebagai berikut:

1. Batu Pipisan dan Gandhik
Ditemukan di halaman rumah Bapak Engkar bin Sugandi, Kampung Sindangsari RT03/RW02, desa Cinunuk Wanaraja pada koordinat 7°10'40" LS dan 107°57'53" BT. Karena benda arkeologis ini belum pernah ditemukan pada masa prasejarah, diperkirakan benda sejarah ini merupakan peninggalan kerajaan Sunda Kuno.

2. Punden Berundak Pasir Lulumpang
Ditemukan di areal perkebunan yang ditumbuhi pohon jati dan palawija, wilayah Pasir Lulumpang Kecamatan Banyuresmi pada koordinat 7°7'17" LS dan 107°56'58" BT. Pada areal penden berundak juga ditemukan Batu Lumpang dan Menhir. Ditafsirkan oleh tim peneliti, benda ini merupakan peninggalan tradisi megalitikum.

3. Prasasti Batu Tulis Barukai
Ditemukan di sebidang kebun milik Bapak Mohamad Toha di pinggir jalan Kampung Barukai, Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug (Pada saat ditemukan masih Kecamatan Bayongbong), pada koordinat 7°20'00" LS dan 107°47'50" BT. Prasasti ditulis dalam sebongkah batu andesitik berbentuk segiempat berukuran 130cm x 170cm dengan ketebalan 15cm dari permukaan tanah. Tulisan menggunakan huruf Sunda Kuno berbunyi "bhagi bhagya ka nu ngaliwat".

Posting Komentar

Jangan Lupa isi Komentarnya